Sabtu, 25 Juni 2011

SEMUT-SEMUUUTTT


Pernah kepikiran ga sih, koq semut itu ga pernah nyasar. Bayangin, untuk ngelewatin satu ruangan aja, itu kira-kira berjarak beribu-ribu kali lipat dari panjang tubuh dan kecepatan jalan mereka. Belum lagi, mereka itu pastinya gag punya kompas, peta ato alat bantu laen buat mandu jalan mereka.

Mungkin, banyak dari kalian yang uda tau tentang feromon, tapi, sekali lagi, aku kagum ama semut, soalnya mereka punya feromon (untuk catetan, hampir semua binatang, termasuk manusia, itu punya feromon). Tapi, feromon mereka ini amazing banget, sangat membantu buat para semut-semut ini untuk nemuin jalan pulang dan nemuin jalur terdekat ke makanannya. Nih aku ngutip dari mbak wiki:

Pada dunia nyata, semut berkeliling secara acak, dan ketika menemukan makanan mereka kembali ke koloninya sambil memberikan tanda dengan jejak feromon. Jika semut-semut lain menemukan jalur tersebut, mereka tidak akan bepergian dengan acak lagi, melainkan akan mengikuti jejak tersebut, kembali dan menguatkannya jika pada akhirnya merekapun menemukan makanan.

Seiring waktu, bagaimanapun juga jejak feromon akan menguap dan akan mengurangi kekuatan daya tariknya. Lebih lama seekor semut pulang pergi melalui jalur tersebut, lebih lama jugalah feromon menguap. Sebagai perbandingan, sebuah jalur yang pendek akan berbaris lebih cepat, dan dengan demikian kerapatan feromon akan tetap tinggi karena terletak pada jalur secepat penguapannya. Penguapan feromon juga mempunyai keuntungan untuk mencegah konvergensi pada penyelesaian optimal secara lokal. Jika tidak ada penguapan sama sekali, jalur yang dipilih semut pertama akan cenderung menarik secara berlebihan terhadap semut-semut yang mengikutinya. Pada kasus yang demikian, eksplorasi ruang penyelesaian akan terbatasi.

Oleh karena itu, ketika seekor semut menemukan jalur yang bagus (jalur yang pendek) dari koloni ke sumber makanan, semut lainnya akan mengikuti jalur tersebut, dan akhirnya semua semut akan mengikuti sebuah jalur tunggal. Ide algoritma koloni semut adalah untuk meniru perilaku ini melalui 'semut tiruan' berjalan seputar grafik yang menunjukkan masalah yang harus diselesaikan.


Well emang copast banget si, abis bingung apa yang mo di-improve. Buat yang pernah belajar optimasi, pasti pernah denger juga kan istilah 'ant colony' ato 'algoritma semut' dan berbagai bahasa tinggi yang pake nama semut. Yah sebenernya aku juga ngga terlalu paham, soalnya belajar cuman selewat, tapi, keren ya. Orang ampe botak-botak mikirin si semut ini, eh mereka enak aja melenggang dengan feromon ini, hhoho.


Sebenernya topik ini ngetren waktu dulu pas kuliah semester akhir, soalnya banyak banget yang ngebahas soal semut ini. Biasa yang lagi keranjingan ama logistik dan supply chain, pasti pada seneng. Mencari jarak terdekat, yups itu kadang jadi masalah sepele tapi kadang bisa jadi krusial juga. Kadang, mengurangi jarak hanya sekian meter, ato mengurangi jumlah bahan bakar sekian liter, itu bukan suatu masalah, tapi apa yang terjadi kalo itu dilakukan untuk suatu mass production? Wow, pasti akan sangat berpengaruh. Yups, kadang orang memandang sesuatu yang kecil itu tetep kecil, padahal suatu saat, sesuatu yang kecil ini bisa menjadi besar, yah tergantung kitanya mo gimana.


Hwehehe, jarang banget ya aku ngebahas sesuatu yang berat ato berhubungan ama yang kayak kuliah begini. Bukan sok pinter, tapi, kebetulan lagi liat semut aja, jadi kepikiran mo nulis tentang semut, yah siapa tau ada dari kalian yang baca ini jadi penasaran, so nyari deh, kan aku jadi ikutan dapet pahala, soalnya menyebarkan ilmu, hahaha. Well, intinya, perubahan kecil kadang bisa memberikan impact yang besar, dan terkadang kita harus belajar dari sesuatu yang notabene kita anggap ngga mungkin, kayak semut ini. Yah, emang ALLAH itu hebat ya, bisssaaa aja menunjukkan hal yang amat sangat menakjubkan. So, everyone, jangan pernah meragukanNYA, soalnya untuk mengungkap salah satuuu aja rahasiaNYA, bahkan yang bisa kita anggap kecil, itu membutuhkan waktu yang teramat lama dan dibutuhkan orang dengan ketelitian yang tinggi.


Sekian.

0 komentar:

Posting Komentar