Sabtu, 12 Februari 2011

ADIL-ADIL-AN




Masi inget, ada orang yang maling kapuk tapi dihukum penjara?Ada juga maling coklat, ya ato beberapa kasus yang kita anggap sepele, tapi koq dipenjara. Terakhir ini kasus bank century, dimana bawahan di robert tantular malah divobis lebih berat daripada si robertnya.

Lalu, apa pendapat kalian? Hampir semua orang (dan lagi-lagi media massa mendorong agar penonton untuk berpikiran seperti ini) berpendapat kalo seharusnya orang-orang tersebut tidk dihukum atau dikurangi masa hukumannya. Trus dengan diblow-up nya kasus-kasus kayak gini, lalu bermunculanlah pembela-pembela, mulai dari orang-orang yang katanya peduli sama rakyat miskin, sampe ke pengacara yang rela ngga dibayar hanya agar namanya bisa masuk di tipi. Wew, bisa jadi sarana marketing lawyer juga tuh kasus-kasus kayak gini. Belum lagi LSM-LSM yang dengan gagah beraninya ikut-ikutan triak-triak en maki-maki saat persidangan.

Kalo menurut aku? Hemm kalo menurut aku, ya biarin aja lah mereka dihukum, kan mereka bikin salah, wajar kalo dihukum. Loh koq? Ya iyalah, sekarang, yang kita masalahin itu, koq gag sebandingnya antara yang maling kapuk ama koruptor, so si maling kapuk ngga masalah, kalo emang segitu masa hukumannya, ya jalani aja, emang dia salah koq. Nah yang jadi masalah itu kan koruptor ato pelaku-pelaku kasus yang berat itu. Si pelaku kasus-kasus berat itu yang harus ditambahin masa tahanannya, bukannya tetep dibiarin, tapi pelaku kasus kecil dikurangin masa tahanan. Ini sih namanya win-win solution untuk para pelaku kajahatan, ya ngga?



Si pelaku kasus kecil, karena juga merupakan orang kecil, so ngga bisa nyuap sapa-sapa, hukum uda berlaku adil untuk dia, ngga ada yang salah, karena hukum uda berjalan semestinya. Berarti konsentrasi bukan di kasus kecil itu, tapi di kasus besar. Mari mulai menninjau kembali ke kasus besar itu, itulah yang seharusnya dilakukan.

Kita ngga usah terlalu sok baik deh dengan kata "orang kecil itu harus dibela" ato "peduli sama wong cilik". Karena ngga setiap saat wong cilik itu benar dan ngga setiap saat pula wong cilik itu mendapatkan ketidakadilan. Lebih baik menjadi rigth man in the right place and in the right moment/case too. Jangan sampe kepedulian dan kebaikan kita ini malah disalahgunakan. Kan sayang ya, tenaga dan energi yang dikeluarkan.

Oke, seperti biasa, terakhir adalah kesimpulan. Apa kesimpulannya? Intinya, jangan gampang kehasut sama apa yang kita dengar, apalagi kalo yang kita dengar itu bernada sugestif (aih, aku lupa istilahnya, tapi kayaknya bener deh, sugestif). Biarkan yang benar tetap benar.

Sekian.

0 komentar:

Posting Komentar